"Aliqa sama Cleo berangkat dulu ya mah" pamit aliqa. Lalu keduanya mencium tangan sang mamah.
"hati hati di jalan, Cleo ngga usah ngebut ngebut"
"sip"
Cleo menunjukan jempolnya sambil berlari ke luar.
"berngkat pak, ngga pake lama alias ngebut" tukas cleo pada pak sofyan.
"Cleo kata mamah kan ngga boleh ngebut ngebut" protes aliqa.
"aliqa kita telat, liat deh jam kamu. Jam tujuh kurang 15 menit, mau tau kan jalanan ibu kota macet, kalo hari biasa aja kita butuh waktu setengah jam lahh kalo kita ngga ngebut mana bisa nyampe tepat waktu" di tengah perjalan mereka terus berdebat.
"tapi kata mamah.. "
Cleo mendelikan matanya.
"ngebut pak"
"siap"
Pak sofyan menancap gas, berusaha cepat sebisa mungkin.
"haduh de, di depan macet bagaimana? Padahal tinggal tiga ratusan meter lagi si de, tapi kalo macet kaya gini pasti lama"
"Aliqa lari!! "
"hah??"
"lari Aliqa masa ngga ngerti"
"Aku tau, tapi....."
"mau dihukum guru bp? Reputasi kamu mau dikemanain" ancam Cleo
"hmm" aliqa mencoba berpikir, mencari keputusan terbaik.
"ngga usah mikir cepet ah"
Cleo menarik tangan aliqa keluar dari mobil mengajaknya segera berlari.
"cepet aliqa"
Dua ratus meter kemudian......
"cel cape istirahat dulu" pinta aliqa karna kelelahan.
"haduh Aliqa mana bisa, ini tinggal dua menit lagi"
Keduanya berlari dengan sisa tenaga mereka masing masing.
Sesampainya di depan pintu gerbang sekolah.
Dengan napas terengah engah, wajah yang sudah memerah karena panas matahari pagi dan panas dari dalam tubuh mereka sendiri. Keringat yang bercucuran menghiasi wajah oriental keduanya.
"yahhh ditutup cel" dengan suara lemas aliqa tampak kecewa.
Begitupun Cleo, tapi otak cerdik Cleo tidak kehabisan akal.
"Al Al, manjat tembok yu" ajak cleo enteng.
"hah, aduh cel, apalagi? Kita kan pake rok, kamu suka aneh deh. Udahlah kita pasrah aja, sekali kali kita dihukum "
"No... Kalo guru liat kamu telat kamu kan osis masa telat bisa di keluarin dari osis Al, Cepet sini!!"
Cleo dan Aliqa menuju belakang sekolah, menghadap tembok yang cukup tinggi sekitar dua meter lebih. Untung saja ada pohon jambu air di samping tembok dengan cabang yang cukup banyak, sehingga mereka bisa naik dengan mudah.
"kamu dulu Al, biar aku ngawasin sekitar"
"takut cel, kalo jatoh gimana? "
"ngga bakal, udah cepet keburu satpam keliling nih" paksa Cleo.
Satu, dua, tiga aliqa sudah berada di atas tembok.
"terus ini gimana Cel turunnya, ih tinggi banget" ucap aliqa ngeri
"loncat lah, cepet..!!! " sambil celingak celinguk cleo terus memperhatikan keadaan sekitar.
"Takut cel"
"Aduhh Aliqa, tinggal loncat aja susah banget"
Dengan menutup matanya Aliqa mencoba mengumpulkan keberaniannya. setelah beberap menit akhirnya Aliqa meloncat dari ketinggian tembok pagar belakang sekolah.
Brukk...
"Al kamu ngga papa?? "
"sip Cel, agak sakit sih but its okey. Cepet masih aman nih"
"Ok!!"
mendengar Aliqa baik baik saja, Cleo langsung menyiapkan dirinya untuk memanjat pohon jambu di depannya.
Baru saja kaki Cleo menaiki ranting pohon tepat saat itu pak Haryono mendapatinya tengah berusaha masuk.
"Cleopatra " suara pak Haryono itu terdengar jelas di telinga Cleo.
"upss, gue ketauan"
Cleo berbalik badan sambil nyengir.
__________
"ikut saya ke ruang Bk"
"iya pak"
Cleo menurut, mengekor di belakang pak Haryono pak gendut dengan kumis tebal di atas bibirnya dilengkapi taburan chococips di dagunya. Saat memasuki gerbang sekolah terlihat anak anak tengah berbaris mengikuti upacara bendera pertama di awal semester.
Cleo menutup wajahnya ketika melewati koridor depan, karena semua siswa dapat melihatnya dengan jelas.
'alamat nih, kena ceramah panjang bu Megan, mana hari pertama masuk sekolah lagi'
Benar saja Cleo terkena hukuman, sebenarnya ia diberi pilihan untuk ikit upacara di depan atau lari keliling lapangan. Tapi karena Cleo pikir akan sangat memalukan jika semua orang melihatnya akhirnya ia memilih untuk lari keliling lapangan olahraga sepuluh kali. Bukan perkara mudah bagi Cleo apalagi ukuran lapangan cukup besar. Dia juga belum sarapan, karena kesiangan.
Aliqa yang melihat Cleo dari balik jendela ruang osis segera menghampiri Cleo yang terlihat lemas di lapangan tapi masih memaksakan untuk berlari.
"Cell berhenti dulu Cel" seru Aliqa di pinggir lapangan.
"ada apa? " dengan napas yang terengah engah Cleo berhenti di hadapan Aliqa. Ia baru menyelesaikan tiga putaran.
"minum nih"
Cleo segera meneguk es teh yang diberikan Aliqa.
"susah ya jomblo, ngga ada yang ngasih minum" ledeknya.
"Berisik Al, udahlah aku mau lanjut lagi"
Aliqa tertawa melihat kembaranya bertingkah merajuk seperti itu.
.
.
.
Putaran ke tujuh, Cleo mulai kelelahan, ia memperlambat langkahnya. Beberapa kali murid lelaki menggodanya. Baju Cleo juga basah karena keringat yang membanjiir tubuhnya. Lapangan mulai ramai karena upacara sudah selesai.
Putaran ke sepuluh, ia berhenti di dekat tiang basket.
Beberapa siswa memperhatikannya menatapnya agak lama apalagi siswa laki laki yang malah terang terangan menatapnya.
"nih pake jaket gue"
"Hah?? " Cleo melihat ke arah suara itu.
Lelaki itu menyodorkan jaketnya, Cleo masih bingung kenapa dia harus pake jaket, lagipula dia gidak mengenal laki laki ini.
"kenapa gue harus pake jaket lu, ngga liat apa gue keringetan panas gerah. Lu Malah suruh gue pake jaket. "
Suaranya masih parau, wajahnya masih ia tundukan ke bawah, tidak peduli dengan apa yang dikatakan pria itu.
"liat ke kaca belakang"
Cleo menurut menengokan wajahnya ke kaca sepion mobil yang terparkir di dekat lapangan.
"HAH!!?!..."
Pandangan Cleo berbalik ke wajah pria itu, lalu menamparnya cukup keras.
"kurang ngajar banget si jadi orang"
Antara malu kaget dan marah memuncak di kepala Cleo, melihat yang ternyata bajunya basah membuatnya sedikit transparan.
Setelah itu ia tidak sadarkan diri.
.
.
.
Cleo membuka matanya perlahan, melihat di sekelilingnya, ternyata sekarang ia berada di uks.
"ahh pake pingsan segala lagi."
Cleo yang baru menyadari bajunya sekarang sudah diganti kelabakan.
"hah, siapa yang gantiin baju gue?" teriak Cleo.
"aduh duhh, terakhir gue ketemu orang. Ahhh pasti dia ahh dasar omes perlu dilaporkan ke kpai nihhh" pikirnya.
Lalu Cleo menurunkan kakinya yang masih terasa lemas.
"Aduhh" Cleo berhenti sejenak saat pandangannya menggelap karena tiba tiba berdiri dari tidurnya. Setelah pandangannya kembali ia melanjutkan langkah tegasnya. Sampai di depan pintu uks dia mendapati Aliqa tengah mengobrol bersama bu Sari.
"Cleo udah sadar mau keman? itu kamu masih lemes kan?"
"mau nyari orang gila"
Cleo tidak menghiraukan Aliqa, ia benar benar marah. Terlihat dari wajahnya yang memerah, tangannya juga mengepal.
Aliqa yang kewalahan, mengikuti Cleo dari belakang.
Di lorong dekat kantor guru, akhirnya Cleo menemukan sosok yang tadi pagi ia temui di lapangan.
"Heh kamu!!" teriaknya dari jarak yang cukup jauh, menghentikan pria itu dan pak kepsek. Otomatis mereka berhenti dan berbalik ke arah cleo yang datang dari belakang mereka.
"lu itu kurangajar banget sih, udah malu maluin gue di depan anak anak lain pake gantiin baju gue segala lagi. Gue tau lu cowo tapi dan gue tau gue itu anak paling cantik di sekolah ini tapi ngga bisa lu seenak jidat lu diatas ketidak berdayaan gue. " katanya panjang kali lebar.
"Cleo udah" Aliqa menarik narik tangan Cleo yang ngotot menyalahkan lelaki di depannya.
"tadi aku yang gantiin"
"hah?!?" sahut Cleo pelan tidak percaya.
"Ini ada apa? Cleo, Aliqa?"
"Eh ngga pak, mohon maaf sekali ini Cleo lagi PMS jadi mohon dimaklumi ya pak"
Pak haryono manggut manggut mencoba memahami situasi, "Tapi lain kali kalau marah dipikir dulu ya, tidak sopan begitu!"
"Maaf pak"
"iya kali ini dimaafkan, nak Angga silahkan masuk, nanti untuk sosialisasinya dibicarakan dahulu di dalam"
"Terimakasih" tukas Angga, melirik sekilas ke arah perempuan yang tadi memarahinya lalu tersenyum menanggapi tawaran pak Haryono.
Comments
Post a Comment