Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2018

Bhd

Kelip ini masih terlihat Sayup diterpa cahaya menyilaukan Kamu jauh dari jangkauan Yang aku genggam hanya jingga lembayung sore Darah ini mulai menetes Setelah tergores tajamnya realita Memar ini semakin membiru dipukul tumpulnya rindu Adakah kesaksian alam Tidakah melihat sedikit  Sekalipun itu hanya fatamorgana Apa semuanya gelap Padahal aku masih menyimpan kelip Tapi dikalahkan matahari Cahaya kunang kunang yang tak diberi ampun Meredup dipaksa pagi Terang di hamparan jiwa Hidup masalah bagaimana kamu memandangnya Sakit, indah, tragis apalagi keindahannya Pojokan itu hanya sebuah pertemuan dua buah garis Lapangan luas hanya karna tak terhalang tembok Ruang sempit hanya bagaimana kita mengisi Aku memandang semampuku Tanpa lensa tebal yang tergantung Walau remang kadang menerpa

Dalam trauma tak berdasar

Langit lalu yang temaram Yang tersembunyi di bilik rumah sakit Teriakan yang tertahan di pangkal nyawa Yang memekarkan seluruh kuncup bunga Bahkan sakura pada puncaknya Memerah merona Bukankah itu hari paling membahagiakan Hingga pada waktunya Hingga ekspektasi tak terbalas realita Di perjalanan menuju dewasa Aku takut melewatinya Yang tersisa hanya ketakutan Karna harapan yang menggebu Lalu kenyataan yang menusuk Hari pertumpahan air mata Hari pematahan sebuah pengharapan Tiada daya tercipta Hanya ada rasa resah Ketakutan ini semakin menyeruak Takut takut aku akan patah Takut takut aku akan tenggelam Dari utuhnya harapan Dalam lautan air mata Tenanglah hati, ini hanya satu hari Tenanglah jiwa, aku tau kau akan menyimpan luka Sesudahnya atau sebelumnya - AH