Pembangunan yang terus berjalan
telah banyak menghabiskan sumber daya alam danmengakibatkan kerusakan-kerusakan
pada alam. Dan tidak jarang juga pembangunan tersebutmempunyai pengaruh negatif
secara sosial-ekonomi pada daerah itu sendiri. Dengan
semakin berkembangnya budaya dan teknologi, kebutuhan manusia akan terus berkembang, sementaradaya
dukung alam tidak semakin baik Menghadapi masalah ini diperlukan usaha-usaha
untuktetap menjaga kelestarian lingkungan dan alam tetapi kebutuhan manusia
juga tetap dipenuhidengan baik. Salah satu cara terwujudnya tujuan diatas
adalah dengan menerapkan pembangunaninfrastruktur yang memenuhi kriteria Green
Building dalam pemilihan material yang tepat
bagi pembangunan yang terus berjalan ini. Selain dapat menghemat
sumber daya alam yang dipakai juga berakibat positif
bagi pemakai bangunan. Karena pemakai bangunan dan
alam ditempatkandalam posisi yang sama saat pengambilan keputusan.
Menurut Green building Council
Indonesia (GBCI), Green Building adalah bangunan baru ataupun bangunan lama, yang direncanakan dibangun, dan dioperasikan denganmemperhatikan
faktor-faktor keberlanjutan lingkungan. Green building merupakan bagian
darisustainable building yang bertujuan untuk meningkatkan nilai suatu bangunan
yang berfungsikeseluruhan, baik bangunan atau penghuni untuk lingkungan. Green
building , tidak hanyamengenai bangunan dengan banyak taman atau tanaman,
namun juga mengenai tahapan
sumber, produksi, penggunaan produk serta pembuangan. Green material mengambil material produksilokal,
dengan maksimal jarak hanya 1000 kilometer. Dan penggunaan material
ramahlingkungan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pemanfaat material
lokal dan pemanfaatan bahan daur ulang.Konsep pembangunan arsitektur hijau
(Green Building Architecture) menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan usai pembangunan. Pada umumnya, desainrancang
bangunan ramah lingkungan memerhatikan banyak bukaan untuk
memaksimalkansirkulasi udara dan cahaya alami. Dengan demikian, pembangunan
ramah lingkungan dapatdiketakan sebagai bangunan yang hemat energi dimana
sistem bangunan didesain sedemikianrupa sehingga dapat mengurangi pemakaian
listrik untuk pencahayaan dan tata udara. Sedikitmungkin menggunakan penerangan
lampu dan pengondisi udara pada siang hari. Disamping itu,desain
bangunan hemat energi berorientasi pada membatasi lahan terbangun, layout
sederhana,ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan
material ramah lingkungan.Dan untuk atap-atap bangunannya, banyak dikembangkan
menjadi taman atap (roof garden,green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi
(suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruanghijau bertambah).Pemanfaatan
material bekas atau sisa (daur ulang) untuk bahan renovasi bangunan
dapatmenghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Sebagai contoh; kusen,
daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan
pagar besi bekas masih bisa
dirapikan dengan memberisentuhan baru yang dapat menciptakan kesan
indah pada bangun
Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut
menurut
I Putu Gede AndyPandy :
1.
Tidak beracun sebelum maupun sesudah digunakan.
2.
Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan.
3.
Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alamkarena
kesan alami dari material tersebut (misalnya bata
mengingatkan kita pada tanah,kayu pada pepohonan).
4.
Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau prosesmemindahkan
yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan materialtersebut ke
lokasi pembangunan).
5.
Dapat terurai dengan mudah secara alami.Material
yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen,
batualam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya
material bisa diukurdari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja,
seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat
dan benar bisa membuat kita merasa makin dekat dengan
alam karenamengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.Semen, keramik, batu
bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama
dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.
contoh bahan bangunan yang bisa diganti dengan bahan yang lebih ramah lingkungan adalah beton.
SUMBER :
contoh bahan bangunan yang bisa diganti dengan bahan yang lebih ramah lingkungan adalah beton.
Beton adalah material yang
menyatukan kota-kota kita. Dari rumah, bangunan apartemen, sampai ke jembatan,
terowongan dan jalur pejalan kaki. Bahan berwarna abu-abu ini terbukti sangat
penting untuk kebutuhan kehidupan di dunia modern ini. Namun, tidak banyak
orang tahu tentang fakta dibalik beton. Produksi bahan-bahan pembentuk beton
menghasilkan berton-ton gas rumah kaca berupa karbondioksida (CO2) ke atmosfer
setiap tahunnya. Polusi tersebut memicu proses perubahan iklim yang kita
rasakan sekarang.
Untuk mengatasi kebutuhan
pengganti bahan beton tersebut, berikut ini beberapa bahan bangunan “hijau”
sebagai sebuah alternatif terhadap beton dan menurunkan efek buruknya terhadap
lingkungan.
1. Batang jerami
Bangunan yang terbuat dari tumpukan batang jerami
mengingatkan pada zaman dimana rumah-rumah dibangun menggunakan material yang
alami dan diproduksi lokal. Batang jerami yang digunakan untuk menggantikan
dinding bata, kayu atau gipsum ternyata dapat menghasilkan insulasi yang sangat
baik bila disusun dengan baik. Tidak hanya murah namun juga berkelanjutan
karena jerami tumbuh sangat cepat di alam.
2. Beton rumput
Bahan ini biasanya digunakan di jalur pejalan kaki namun
memiliki lubang-lubang yang cukup untuk rumput tumbuh di sela-selanya. Bahan
ini mengurangi pemakaian beton dan juga bisa menjadi jalan masuknya air hujan
ke dalam tanah.
3. Tanah yang dipadatkan
Apalagi yang lebih alami daripada merasakan tanah sebagai
lantai rumah? Bahkan sebenarnya dinding yang mirip dengan beton bisa dibuat
dengan hanya memadatkan tanah di rangka kayu. Pemadatan tanah adalah teknologi
yang digunakan oleh peradaban manusia sejak ribuan tahun lalu dan mampu
bertahan lama.
4. HempCrete
HempCrete adalah beton yang dibuat dari serat tanaman hemp.
Serat tersebut dicampur dengan kapur untuk membentuk bahan mirip beton namun
kuat dan ringan. Karena bahan ini ringan, energi yang diperlukan untuk
memindahkan bahan ini menjadi sangat rendah sementara bahannya sendiri tumbuh
cepat di alam sehingga berkelanjutan
5. Bambu
Bambu merupakan bahan bangunan yang sudah digunakan di
beberapa negara selama ribuan tahun. Hal yang paling menjanjikan dari bahan ini
adalah kombinasi antara kekuatannya dalam menghadapi tekanan, berbobot ringan,
dan sangat cepat tumbuh di alam. Digunakan sebagai rangka bangunan dan untuk
bangunan sederhana, bambu bisa menggantikan bahan yang diimpor dan mahal,
terutama di daerah pedalaman, bangunan pasca bencana dan untuk daerah yang
berpendapatan rendah namun memiliki akses luas terhadap tanaman bambunya
SUMBER :
https://www.academia.edu/9015306/Material_Ramah_Lingkungan
https://herlinaazka.blogspot.com/2019/01/material-bangunan-ramah-lingkungan.html
https://herlinaazka.blogspot.com/2019/01/material-bangunan-ramah-lingkungan.html
Comments
Post a Comment