ARSITEKTUR
DAN LINGKUNGAN
A.
ARSITEKTUR
Arsitek adalah seorang ahli di
bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau ahli lingkungan binaan.. Istilah
arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan,
adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi
konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang memengaruhi
aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial.
Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek
sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup
kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih
tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur,
ahli rancang bangun atau lingkungan binaan.
Arti lebih umum lagi, arsitek
adalah sebuah perancang skema atau rencana. "Arsitek" berasal dari
Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun),
arkhi (ketua) + tekton (pembangun, tukang kayu).
Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai
pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus
mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan
perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai
direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor.
Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan,
memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan
yang disepakati.
B.
ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
Setiap pembangunan merupakan suatu
pembaharuan atau perubahan lingkungan. Perhatian atas perubahan lingkungan
berarti perhatian atas aritekturnya dan atas kualitas kehidupan manusianya.
Arsitektur ekologis merupakan
pembangunan berwawasan lingkungan, di mana memanfaatkan potensi alam semaksimal
mungkin. Kualitas arsitektur biasanya sulit diukur, garis batas antara
arsitektur yang bermutu dan yang tidak bermutu. Kualitas arsitektur biasanya
hanya memperhatikan bentuk bangunan dan konstruksinya, tetapi mengabaikan yang
dirasakan sipengguna dan kualitas hidupnya. Apakah pengguna suatu bangunan
merasa tertarik.
Pola Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memnfaatkan alam
sebagai berikut :
1.
Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan
tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.
2.
Intensitas energi baik yang terkandung dalam
bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminimal mungkin.
3.
Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut
orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam tanpa
kesilauan
4.
Dinding suatu bangunan harus dapat memberi
perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding sesuai
dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang memperhatikan
penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.
Cara membangun yang menghemat energi dan bahan baku
1.
Perhatian
pada iklim setempat Penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim
Pembangunan yang menghemat energi Orientasi terhadap sinar matahari dan angin
Penyesuain pada perubahan suhu siang-malam
2.
Subsitusi
sumber energi yang tidak dapat diperbaharui Meminimalisasi penggunaan energi
untuk alat pendingin Menghemat sumber energi yang tidak dapat diperbaharui
Optimalisasi penggunaan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui saha
memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan energi surya
3.
Penggunaan bahan bangunan yang dapat
dibudidayakan dan yang menghemat energi Memilih bahan bahan bangunan menurut
penggunaan energi Menghemat sumber bahan mentah yang tidak dapat diperbaharui
Minimalisasi penggunaan sumber bahan yang tidak dapat diperbaharui Upaya
memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan kembali sisa-sisa bangunan
(limbah)Optimalisasi bahan bangunan yang dapat dibudidayakan
4.
Pembentukan peredaran yang utuh di antara
peneyediaan dan pembuangan bahan bangunan, energi, dan air Gas kotor, air
limbah, sampah, dihindari sejauh mungkin Menghemat sumberdaya alam (Udara, air,
dan tanah)Perhatian pada bahan mentah dan sampah yang tercemar erhatian pada
peredaran air bersih dan limbah air
5.
Penggunaan teknologi tepat guna yang manusiawi
Memanfaatkan/ mengguanakan bahan bangunan bekas pakai. Menghemat hasil produk
bahan bangunan.Mudah dirawat dan dipelihara Produksi yang sesuai dengan
pertukangan hipotesis Gaia
Yang paling berpengaruh dasar perencanaan arsitektur masa
depan adalah Hipotesis Gaia sebagai berikut :
Kehidupan bukan
menciptakan lingkungan menurut kebutuhannya, dan kehidupan bukan faktor
penentu, melainkan sistem keseluruhan termasuk lingkungan dan kehidupan,
Hipotesis ini kemudian dibuktikan karena organisme-organisme
dan lingkungan fisik kimia dalam evolusinya yang berhubungan erat sehingga bumi
papat dianggap sebagai machluk hidup, sebagai organik yang mengatur suhu, iklim
dan susunan kimia. Perencanaan benda apapun yang dihasilkan melalui kecerdasan
manusia adalah bagian mikrokosmos. Cara kehidupan manusia sangat erat kaitannya
dengan kehidupan machluk-machluk lainnya. Kerusakan bumi yang dikaibatkan oleh
manusia di muka bumi ini akan menyakiti bumi sebgai Gaia dan akan menghancurkan
dasar kehidupan manusia. Pencahayaan dan Warna
Pencahayaan dan pembayangan akan memengaruhi orientasi dalam
ruang. Bagian ruang yang tersinari dan yang dalam keadaan gelap akan menentukan
nilai psikis yang berhubungan dengan ruang, Cahaya matahari memberi kesan vital
dalam ruang, terutama jika cahaya matahari masuk dari jendela yang orientasinya
terhadap mata angin. Perpaduan antara cahaya, warna dan bayangan dapat
menciptakan suasana yang mendukung kehidupan lewat kelenjar hormon, epiphisis
dan hipothalamus yang semuanya terdapat simultan dari cahaya.
Di alam pencahayaan selalu berasal dari atas yaitu matahari.
Pencahayaan mata hari di daerah tropis mengandung gejala sampingan dengan sinar
panas, maka daerah tropis manusia menganggap ruang yang agak gelap sebagai
kesejukan, akan tetapi untuk ruang kerja ketentuan tersebut melawan kebutuhan
cahaya untuk mata manusia.
Berhubung pencahayaan buatan dengan bola lampu dan
sebagainya mempegaruhi kesehatan manusia, maka dibutuhkan pencahayaan alam yang
terang tanpa silau dan tanpa sinar panas. Untuk memenuhi tuntutan yang
berlawanan ini maka sebaiknya sinar matahari tidak diterima langsung secara
langsung melainkan dipantulkan terlebih dahulu ke dalam air kolam, lantai atau
lewat langit-langit bangunan. Pencahayaan alam mengandung efek penyembuhan dan
meningkatkan kretivitas manusia.
C.
BANGUNAN HEMAT ENERGI
Salah satu usaha untuk mencapai keseimbangan dengan
alam ialah memberi perhatian pada energy yang dibutuhkan , sebab penggunaan energi
yang paling sedikit , juga merusak lingkungan manusia paling sedikit.
Dengan penggunaan bahan bangunan berteknologi tinggi,
biasanya juga dihabiskan eenergi tinggi / banyak. Penggunaan energy yang besar
ini sering tidak terlihat di harga pasar, padahal biaya sebenarnya bernilai
jauh lebih tinggi justru karna bahan tersebut diambil dari alam dalam bentuk
sumber alam yang tidak dapat diperbaharui lagi.
Sumber :
buku : arsitektur dan lingkungan ( Heinz Frick)
Comments
Post a Comment