Kelip ini masih terlihat
Sayup diterpa cahaya menyilaukan
Kamu jauh dari jangkauan
Yang aku genggam hanya jingga lembayung sore
Darah ini mulai menetes
Setelah tergores tajamnya realita
Memar ini semakin membiru dipukul tumpulnya rindu
Adakah kesaksian alam
Tidakah melihat sedikit
Sekalipun itu hanya fatamorgana
Apa semuanya gelap
Padahal aku masih menyimpan kelip
Tapi dikalahkan matahari
Cahaya kunang kunang yang tak diberi ampun
Meredup dipaksa pagi
Terang di hamparan jiwa
Hidup masalah bagaimana kamu memandangnya
Sakit, indah, tragis apalagi keindahannya
Pojokan itu hanya sebuah pertemuan dua buah garis
Lapangan luas hanya karna tak terhalang tembok
Ruang sempit hanya bagaimana kita mengisi
Aku memandang semampuku
Tanpa lensa tebal yang tergantung
Walau remang kadang menerpa
Hidup masalah bagaimana kamu memandangnya
Sakit, indah, tragis apalagi keindahannya
Pojokan itu hanya sebuah pertemuan dua buah garis
Lapangan luas hanya karna tak terhalang tembok
Ruang sempit hanya bagaimana kita mengisi
Aku memandang semampuku
Tanpa lensa tebal yang tergantung
Walau remang kadang menerpa
Comments
Post a Comment