ARSITEKTUR RUMAH
BANGSAL KENCONO
YOGYAKARTA
Rumah adat Daerah Istimewa Yogyakarta bernama Rumah Bangsal
kencono Kraton. Selain dikenal sebagai tempat tinggal Raja, Bangsal Kencono
jika dilihat sekilas mirip desain rumah Joglo namun ukurannya lebih luas, besar
dan lebar. Sedikit memiliki pengaruh arsitektur Belanda, Portugis dan Cina,
secara umum desain dan arsitektur Bangsal Kencono sangat dominan dengan adat
Jawa jika diperhatikan dari segi ukiran yang ada pada atap, tiang dan
dinding bangunannya.
Atap rumah Bangsal Kencono yang mirip adat rumah Jawa ini
memiliki bubungan tinggi yang menopang pada 4 tiang di bagian tengah yang
disebut Soko Guru. Materialnya terbuat dari genting tanah/sirap. Sedangkan
untuk dinding dan tiangnya disusun dari kayu dengan kualitas tinggi. Warna
hijau tua/hitam pada tiang menopang pada umpak batu berwarna hitam keemasan.
Untuk lantainya dibuat dari murmer/granit dengan permukaan lebih tinggi
daripada yang lain.
Bangsal Kencono adalah rumah yang berbentuk padepokan.
Rumah ini memiliki halaman yang luasnya 14000m2. Di halaman tersebut banyak
terdapat sangkar burung dan tanaman yang menghiasi. Saat ana memasuki bangsal
Kencono, anda akan menemukan dua buat patung yang terkenal dengan sebutan
bupolo.
Patung tersebut menggenggam sebuah pemukul atau biasa disebut gada.
Menurut Sumber Sejarah, Bangsal Kencono dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1756M. Dibangunnya padepokan ini dulu ditujukan untuk acara keagamaan atau kesultanan. Tempat ini juga digunakan dalam "Jumenengan" yaitu acara naik tahta seorang sultan
Patung tersebut menggenggam sebuah pemukul atau biasa disebut gada.
Menurut Sumber Sejarah, Bangsal Kencono dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1756M. Dibangunnya padepokan ini dulu ditujukan untuk acara keagamaan atau kesultanan. Tempat ini juga digunakan dalam "Jumenengan" yaitu acara naik tahta seorang sultan
Ciri khas
Rumah adat Bangsal Kencono Yogyakarta:
1. Ukuran Rumah: karena desainnya
seperti padepokan serta berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga Kerajaan,
maka sudah jelas bangunan ini memiliki ukuran yang luas dan besar sesuai dengan
kebutuhan fungsinya tersebut.
2. Desain dan Motif Ukiran: Dilihat pada
halaman utama Bangsal Kencono yang ditanami aneka tanaman yang asri serta
terdapatnya sangkar burung, ini menunjukkan bahwa Desain bangunan ini memiliki
filosofi yang mengedepankan kecintaan terhadap alam. Sedangkan untuk motifnya
sendiri dominan dengan nuansa kejawen yang berpadu dengan kebudayaan Eropa
seperti arsitektur Belanda, Portugis dan Cina serta Hindu.
3. Fungsi: fungsi Bangsal Kencono
sangatlah kompleks, karena selain sebagai tempat tinggal bagi keluarga kerajaan
Yogyakarta, Bangsal ini merupakan tempat atau pusat diselenggarakannya berbagai
upacara adat maupun ritual keagamaan bagi masyarakat.
Rumah adat Daerah Istimewa Yogyakarta bernama Rumah
Bangsal kencono Kraton. Selain dikenal sebagai tempat tinggal Raja, Bangsal
Kencono jika dilihat sekilas mirip desain rumah Joglo namun ukurannya lebih
luas, besar dan lebar. Sedikit memiliki pengaruh arsitektur Belanda, Portugis
dan Cina, secara umum desain dan arsitektur Bangsal Kencono sangat dominan
dengan adat Jawa jika diperhatikan dari segi ukiran yang ada pada atap,
tiang dan dinding bangunannya.
Susunan bangunan Bangsal Kencono Kraton yang kompleks terbagi
menjadi 3 bagian sesuai dengan fungsinya, antara lain:
1. Bagian Depan
–
Gladhag
Pangurakan : gerbang utama sebagai pintu utama ke istana.
–
Alun-alun
Lor: lapangan yang terletak di utara kraton, biasa digunakan untuk upacara,
grbeg, sekaten dan lain-lain.
–
Masjid
Gedhe: tempat ibadah punggawa kasultanan.
2. Bagian Inti
–
Bangsal
Pagelaran: bangunan khusus untuk penggawa kasultanan ketika menghadap Raja pada
waktu upacara resmi.
–
Siti
Hinggil Ler: tempat upacara resmi kesultanan Yogyakarta.
–
Kamandhungan
Ler : Bangunan yang terletak di sebelah utara yang dahulu digunakan untuk
perkara dengan ancaman hukum mati.
–
Sri
Manganti : dahulu digunakan untuk tempat menerima tamu kerajaan.
–
Kedhaton
: terdiri dari Kedhaton untuktempat tinggal Sultan, Keputren untuk istri Raja,
dan Kesatrian untuk putra kerajaan.
–
Kemagangan:
digunakan untuk penerimaan abdi dalem, tempat berlatih dan ujian, serta apel
kesetian para abdi dalem sewaktu magang.
–
Siti
Hinggil Kidul : dahulu digunakan Sultan untuk menyaksikan adu rampogan,
tempatgladi resik upacara Grebeg, tempat berlatih Langen Kusumo/prajurit
perempuan, dan tempat prosesi awal upacara pemakaman Sultan menuju Imogiri.
3. Bagian Belakang
–
Alun-alun
Kidul: alun-alun yang letaknya di selatan kraton, disebut juga Pengkeran.
–
Plengkung
Nirbaya: poros utama menuju gerbang utama untuk prosesi pemakaman menuju
Imogiri.
Bentuk fisik rumah adat Daerah Istimewa Yogyakarta “Bangsal
kencono” yang ada di Kraton ini menjadi poros utama identitas budaya masyarakat
Jogja. Selain itu rumah adat ini juga memiliki arti pentingterhadap
perkembangan peradaban dan bukti eksistensi Kesultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat.
CONTOH DENAH RUMAH BANGSAL
KENCONO
TAMPAK RUMAH
JOGLO YOGYAKARTA
SUMBER
Comments
Post a Comment